Rabu, 22 Desember 2010

Dear Ben....

Ben....

Kekasih ku... pecahan jiwaku...yang telah lalu...

aahh...betapa sesungguhnya kau sudah lalu....
sudah tertiup aliran waktu.
tapi rona ronamu itu Ben. mengikatku pada diriku sendiri...
Sialan juga kau ini!!!!!!

Ben...aku jatuh cinta, kau pasti sudah tahu...
Karena kau orang pertama yang aku beri tahu...
kau tahu Ben...
aku terkadang ingin kau cemburu....membuta melihatku jatuh cinta..

nyaris gila memandangku bercinta.. dan tak suka pada cinta yang kupunya...



dan menyesali segala alpa mu..
keputusanmu untuk menjauh dari realitas bernama KITA.
dan setengah mengemis kembali pada ku...


tapi detik berikutnya aku sadar...
untuk apa semua keterkaitan itu?
bukankah aku sudah merelakanmu?
sudah tak ingin mengenang romansa romansa gila kita lagi?


dan.. jika aku tak bisa berbahagia tanpa ingin menyakitimu...
maka sebenarnya aku tak pernah benar benar bahagia.
aku hanya ingin ilusi maya.. bahwa aku tak sekadar seonggok nyawa.
dan aku tak mati dalam ketiadaan atas dirimu..

aahh... Ben.....
makin jelas segalanya...


bahwa kita... bagai manapun caranya... dalam kekinian ini, hanya saling melukis luka, 
menggurat darah dan air mata..


maka benarlah maksud tuhan..
untuk menjauhkan kita... dan saling mengejar bahagia yang sejujurnya.


bukan baris puisi tak putus soal pemujaan ragawi satu sama lain..
tapi hakikinya mencintai.. jatuh dan bangun dalam luka serta saling mengobati.


yaa... benar Ben.. kita harus mencari cinta yang itu...

CINTA DALAM RESTU TUHAN


dan kutulis puisi ini untuk kita Ben..... 






"pada satu masa....
aku pernah mengali hati seorang pria dengan CINTA, PENGGABDIAN, 

KESETIAAN pun KEIKHLASAN
menjadikan kata katamu sebagai sabda...
menjadikan perintahmu sebagai hukum....
menjadikan keingginanmu sebagai kewajiban....
menjadikan hatimu sebagai kuil peribadatan suci....
menjadikan jiwamu sebagai surga nirwana.....
menjadikan suaramu sebagai tuntunan alam
menjadikan nyawamu sebagai dasar perjanjian suci dengan tuhan.....
menjaga ragamu dengan iman
menjaga nafasmu dengan hasrat
menjaga detak jantungmu dengan akal sehat
menjaga aliran darahmu dengan nyawa dan menjagamu dengan segenap alam semesta.
dan demi Hidupmu, kutulikan telinga dari suara lainnya....kubutakan mata dari cahaya lainnya.....
ku bisukan mulut dari kata2 tak berkenan....ku hitamkan wajah malaikat.

ku khianati Tuhan dalam kemutlakannya.....
dan bahkan ku jaga liang kuburmu...agar kelak bisa ku ambil alih batas waktumu.
tapi....kemudian Kau..jadi ular yang berkhianat,jadi setan yang kuajak berdebat,

jadi racun yang membunuh malaikat......
dan aku menjadi pecundang yang membanjiri diri dengan air mata, jadi simiskin yang mengemis di rumah rumah suci.jadi pesakitan dalam tahanan kebodohan.....
TAPI....ITU DULU.....
dan sekarang biarkan aku berdiri, pada tanah yang aku semai sendiri, pada langit yang kutopang dengan berani, pada udara yang bebas berenang dalam hati....

dan pada lautan yang tak Kau garis tepi."


Sungguh Ben...
tak sedikitpun akan kuingkari, aku pernah sebodoh itu, senaif itu....
dan aku minta maaf untuk itu...
karena tentulah rasanya menyesakkan.. dicintai dengan segempita itu.


2 komentar:

  1. aduuuuuhhhh mba
    si Ben itu gimana sih
    eerrrrrrrrgggggggghghhhh
    hahahahaha.....(koq jadi saya yg gemes)
    ....
    sepertinya, keindahan, cinta dan kebahagiaan, harus kita ciptakan sendiri didalam jiwa kita
    biar menjadi patent milik kita
    salam bahagia mba 'G

    BalasHapus
  2. Ahhhhh ben kau telah menyia nyiakan sesuatu yg indah..
    Sayaaaang ben...
    Apakah kau ijinkan aku mengantikanmu?
    Sengguh ben... Bisakah kamu mengerti...

    BalasHapus