Sabtu, 18 Desember 2010

Dear Ben ( part I )

Dear Ben….

Ini surat pertama, sejak kamu menghilang. 
Sejak kamu tak lagi jadi bintang paling terang. Tak lagi jadi kesatria berpedang. 
Ben… kamu pergi dlm gelap, tak berpamit. Tanpa ucapan selamat tinggal. Kamu hilang.

Aaahhhh Ben….. kita memang masih muda, tapi bukan berarti boleh tak bertanggung jawab. 
Bukan Ben, bukan soal menikahi aku karena kau sudah tiduri aku. Bukan juga, karena permintaanmu, kugugurkan kandunganku. Bukan. Bukan itu.


Tapi tanggung jawab mentalmu, ketika kau putuskan tak lagi bersamaku.
Memastikan aku mengetahui perpisahan ini dengan sadar, memastikan aku melihat perpisahan ini sebagai kesepakatan kita. Bukan melarikan diri dari hubungan ini Ben.
Aahh… Ben, kau selalu kekasihku… sekalipun kau tak lagi tampak dimataku. Taklagi terjamah jemariku, bahkan tak lagi teraba oleh hatiku.
Tapi sungguh Ben, kau selamany kekasihku, pacar remajaku, partner bertumbuhku, dan kekasih dewasa ku.
Hanya saja, realitas menjungkalkan kita. Kau tak lagi setangguh dulu, aku tak lagi semanis dulu. Kau tak lagi seromantis dulu, aku tak lagi semenarik dului. Kau tak lagi se naïf dulu dan aku tak lagi se polos dulu.
Maka kita hilang dalam realitas. Realitas yang kejam Ben. Perbedaan tak lagi jadi daya tarik. Tapi penyulut konflik. Kemanjaan bukan lagi kasih sayang. Tapi beban yang mengesalkan.


Ben… bagaimanapun, kau kekasih abadiku.
Karena aku bertumbuh menumpang pada mu.

Ada banyak terimakasih untuk itu...
Sekarang pada jiwamu yg maya aku menumpang pula,
menumpang cerita dan berbagi. 

3 komentar:

  1. Kini kau mungkin telah banyak tahu diriku
    Suatu saat, kau akan menemukan sesuatu yang baru yg belum pernah melihatnya
    Hidup adalah perubahan
    mencari paham dan mengerti tentangnya, sepertinya itu lebih baik
    .......
    Goodpost mba
    Sebuah Cinta dari para pecinta Cinta
    salam bahagia

    BalasHapus
  2. mencintai..separuhny belajar memerdekakan...separuhnya lagi memiliki dgn sepenuh hati...paradoks cinta..lagi2...tapi tentu pilihanny cuma begitu.


    kita pun harus mawas diri...

    BalasHapus
  3. anak2 sekarang, masih anak2 sudah bisa bikin anak huehueheuee
    terus ge.. sangat menarik gaya tulisan kamu.!

    BalasHapus