Dear Ben....
hari ini sepi.. sunyi...
tapi hatiku malah meriup riup penuh letup.
Percaya kah kau Ben, hari ini.. aku memaknai diriku dengan paripurna...
Perempuan muda dalam pencariannya atas cinta dan esensi diri.
Berentitas bulat dan tak rompal gompel.
Ben.....
Semoga aku tak pernah menggingkari jiwamu.. hati mu...
Yang menaungiku...dulu....
Karena kebohongan jika kau tak jadi primadona ku...
Kini....
aku adalah aku saja, tanpa kamu..pun dirimu.. adalah kamu saja.. tanpa aku..
Kita berjalan di garis yang berbeda..
semoga kita.. tak perlu lagi saling meluka.
dan prosa ini ku tulis untuk jiwamu Ben..
untuk hatiku yang melipat rasa....
"aku adalah manusia. yang tak memungkiri campuran dosa...
atau keringat nafsu.
tapi tolong jangan jadikan cinta itu tumbal
bagi hati yang busuk dan kelu
bagi pria yang mengaku raja....
...berbicaralah seperti titah. jangan bersembunyi di balik tahta
karena pengadilan tuhan ikut terus sampai ke surga
biarkan dunia itu berputar tetap pada porosnya....
agar cinta bisa berwarna....dengan segala keindahan dan wangi
biar saja para penyihir bermusrik diatas rasa benci. dalam kelamnya kekalahan seorang pendusta yang menjijikan.aku tidak pernah ingin jadi si buta yang tuli...
aku ingin merasakan, mengecap dan menjalani bahkan terjatuh.tapi aku tak ingin hancur karena kebodohan dan kepengecutan.
biarkan aku menjadi putri yang mencicipi madu dari sarang lebah, memeluk segala resiko dan bahaya. dan aku akan sempurna sebagai manusia.
dan mahadaya cinta sang wanita...menuntun hatinya pada pilihan tak berujung,
yang menjadikan iblis menangisi pilihannya, menjadikan malaikat terbingung soal ambiguitas dosa dan nestapa....
semoga tuhan tidak menjadikan cinta sebagai kejelekan yang membabibuta karena menulikan telinga para penjaga surga......
aku ingin jadi penari dalam tenda tenda cinta di gurun pasir yang menghibur hati kering kerontang......
para penasihat agung dunia."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar