Sabtu, 18 Desember 2010

Dear Ben ( part III )

 Dear Ben..

 Hmm.....sudah berapa lama kau tak datang. tak menampakan diri, tak membawa seikat cinta dan kegombalan aneka rasamu itu Ben.
kamu tahu Ben.. tadi akau jalan di seputar BKB, hahaaa... kenorak'an kalau menurut kamu.
Tapi tadi aku lakukan, karena aku merasa sepi, dan disepanjang pelataran itu, banyak kenangan tentang kita.
Jejak jejak yg ingin kunikmati dalam nostalgia.
Melankolisme yang ku runut lewat ujung lirik mata.
Ben, disana aku tulis prosa untukmu.
Untuk kita diskusikan rencananya, tapi kali ini.... hanya akan ku pajang dipintu kamar saja.
Mana tahu kau tertarik mengetuk pintu itu dan membacanya. kemudian sadar, sebenarnya kita sudah begitu lama terpisah.

"manusia itu terlahir dalam kesendirian yang telanjang bulat

tapi takdirnya menjadikannya sosial...

berbagi hidup dan bereksistensi dalam lipatan kebersamaan

begitu takut dalam himpitan kesendirian


begitu terancam dengan kesendirian


mencari lingkup hidup yang komunal...dan berkeyakinan soal hidup berpasangan




tapi nyatanya manusia itu tunggal..

berfikir pada jalurnya sendiri

bertindak pada lajurnya saja


dan menikmati segenap sensasi rasa dalam hatinya seorang...


tapi mencandui berbagi rahasia


dalam senyap berkontemplasi...dengan jiwa raga dan hati nurani


merenungi ketungalannya

yang ternyata hanya berkonfigurasi dengan sang tuhan
aku suka senyap..yang pekat dan agak khidmat


karena mengingatkanku...bahwa aku terlahir sendiri dengan telanjang bulat

dan kelak kembali dalam kesendirian juga

untuk menemui sang maha tunggal yang menjadikanku individu
"


                                                 (tanggal di foto, apakah kamu ingat Ben)

2 komentar:

  1. heheee.....bukan sama pacar....tapi sm romantisme yg sdh lewat....

    pacar sih...selalu ada dan bisa di banggakan.

    BalasHapus